Ibu pertamaku adalah seorang perempuan yang melahirkanku
dari rahimnya. Tidak seperti bayi lain yang terlahir normal. Tidak seperti bayi
lain yang terlahir 9 bulan 10 hari. Aku terlahir dengan kurun waktu 7 bulan. Aku
prematur. Bayi yang umurnya belum matang untuk melihat dunia yang penuh dengan
dosa ini, terlahir dengan sempurna kecuali waktu dan bobot badanya.
Ibuku mewariskan penampakan fisik kepadaku. Rambutnya yang
keriting, kulitnya yang kecoklatan, dan matanya yang belo. Ibu bersamaku
tidaklah lama, kalau ditotal semenjak kelahiranku kami bersama kurang dari 10
tahun lamanya. Karena minimnya kebersamaan kami, itulah yang membuat kenangan
diantara kami sedikit. Tak banyak yang bisa kuceritakan.
Rasanya ibuku tak terlalu pintar memasak, terbukti rasa
masakan nenekku yang lebih teringat oleh indera pengecapku. Rasanya ibuku tak
pandai bernyanyi, karena lagu anak-anak itu bersenandung indah dari kaset dan
tape. Rasanya ibuku tak terlalu menyukai olahraga, karena seingatku badan ibuku
juga tidak terlalu proposional. Semua hanya rasanya, karena aku juga tak yakin
akan keadaannya sekarang.
Setelah perpisahan dikala aku masih duduk di kelas 2 SD itu,
tak ada kabar yang benar-benar datang darinya. Kemajuanteknologi seperti
telepon genggamdan media sosial juga tak dapat mempertemukan kami. Dimanapun
beliau beraa aku hanya ingin mengucapkan “Terima kasih telah melahirkan aku ibu”.
0 komentar:
Post a Comment