Penunggu balasan; pecinta tulisan; pengagum terang-terangan yang teracuhkan.

Thursday, January 3, 2019

Spoon

"Spoon adalah layanan platform siaran audio dimana semua orang dapat dengan mudah memulai siaran dan berinteraksi dengan pendengar. Pengguna akan mendapatkan pengalaman baru berkomunikasi melalui suara yang unik, bukan dengan tulisan atau gambar."(FAQ Spoon)

Hasil gambar untuk spoon radioDikutip dari aplikasinya sendiri, itulah pengertian spoon. Diperkenalkan oleh seorang rekan kerja yang mengaku mengunduhnya karna iklan dari instagram, ku mengunduhnya juga dengan menggunakan nama belakangku. Iya akun ini kuisi dengan foto asliku dan nama asliku dan juga apabila ditanya tempat tinggal kujawab sejujurnya.

Sekitar sebulan kemudian, kumengganti namaku dengan nama tumbuhan, namun masih menggunakan foto asli tetapi sudah tidak mengatakan lagi tempat tinggal asliku. Berjalan beberapa bulan, dengan hampir 300 fan. Aku memutuskan untuk menonaktifkan akunku, karena usernya adalah user yang kugunakan di media sosial lain. Tak ingin diketahui di dunia spoon aku menghapus akun pertamaku itu.

Memulai merasa sebuah kenyamanan dengan aplikasi yang tak banyak orang tau ini, aku membuat akun baru lagi. Tetap dengan nama tumbuhan, username bawaan dan foto tumbuhan juga. Ku memulai lagi dengan menambahkan fan beberapa teman yang sebelumnya pernah bercengrama dalam akunku sebelumnya. Memulai dengan sedikit lamban dari sebelumnya. Kujarang melakukan live.

Live adalah konten siaran audio langsung saat itu juga dimana BJ dan pendengar dapat saling berinteraksi. Siaran dapat dilakukan hingga 2 jam. Ku tak pernah siaran sampai waktu limitnya habis. Aku yang pada dasarnya bawel, merasa menjadi kalem saat menemukan orang-orang yang mampu berceloteh dengan lancarnya selama 2 jam atau bahkan lebih. Disini kumerasa menjadi pendiam.

Spoon itu dunia lain bagiku, kumembangun citra diri yang baru. Kutakbertemu dengan mereka, ku senang hanya mendengar sura mereka dikejauhan. Sampai pada suatu waktu seseorang meminta kontakku, awalnya tak kuberikan, tapi dengan gigihnya dia meminta ku luluh, dan memberikannya disini kesalahanku yang pertama. Dan akan membimbing kepada kesalahan-kesalahan lain yang tak kusadari sebelumnya.

Apabila ditanya betapa menyesalnya aku sekarang, iya aku menyesal. Harusnya tak kuberikan kontak pribadiku kepada orang asing yang bertemu saja tidak pernah. Ini kusadari setelah salah satu pendengar mencuri dengar kontak pribdaiku tersebut dan akhirnya menyebarkannya. Dia tak salah, aku saj ayang tak paham maksud baiknya. Dia mengajarkan untuk tidak mudah menyebarkan kontak pribadai, karena ini dunis penuh dengan tipu daya.

Tak kusebutkan namanya, tapi sungguh aku sebenarnya sangat berterima kasih. Kutuliskan ini singkat sebagai bukti penyesalan akan kebodohanku dimasa itu. Penah terbesit untuk menghapus lagi akun ini, kemudian apa yang akan kulakukan? Bermain instagram dan twitter? Seperti kebanyakan orang lain? Ah, kurungkan niatku itu untuk sekarang. Ak masih menginstalnya namun berpikir lebih dari sekali untuk datang ke dalam live orang lain.

1 comment:

  1. Halo, aku mau tanya. Bagaimana cara menghapus akun spoon ya? Terima kasih.

    ReplyDelete

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Blog Archive

Statistik Aniko

Search This Blog

Jimbon punya Dikta, kucing online-ku

Jimbon kucingnya Dikta adalah hal paling membahagiakan di internet sekarang. Kucing online-ku. Gendutnya gak kira-kira. Kelakuannya ya kayak...

Followers

Copyright © Anikoiy | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com