Dulu, sering aku bertanya; mengajak; bahkan memaksa.
"Kak, dimana?"
" Lagi di kampus dek.Kenapa?"
"Gapapa. Sampai kapan kak di kampusnya?"
"Lama kayaknya dek."
"Oke kak"
"Kak, lagi apa?"
"Lagi kerja kelompok di kost temen"
"Kapan pulang?"
"Belum tau lagi dek. Gimana?"
"Gapapa kak, selamat kerja kelompok."
"Kak, aku di luar. Yuk makan?"
"Nah, kakak sudah makan dek, lain kali yaa."
"Kak, aku ke rumahmu ya?"
"Wah, kakak belum pulang dek, nanti ya ke rumahnya kalo kakak sudah di rumah aja"
"Iyaa"
Empat contoh percakapan singkat di atas adalah nyata adanya. Dan aku belum juga sadar kalau dia sebenarnya bukannya sibuk, tapi menghindar. Buta aku akan harapan fana, buta aku akan ketidakjelasan dan hayalan tingkat tinggi. Sampai tak bisa melihat bahwa dia sebenarnya dari awal sudah menghindar secara halus. Tapi kau dengan butanya percaya dia sedang sibuk dengan segala pekerjannya.
Jadi, para pembaca sekalian apabila sedang mnghadapi pesan singkat yang kurang lebih seperti penulis. Penulis menegaskan dengan tanda seru di akhir kalimat, bahwa itu adalah MENGHINDAR BUKAN SIBUK!
Jadi, pakailah lebih banyak otakkmu dari pada porsi hatimu untuk hidupmu kali ini.
DIA tak menginginkanmu di dekatnya.
DIA menjaga jarak, dia tak menyukaimu.
DIA menghindarimu! DIA menolakmu!
0 komentar:
Post a Comment